Ilustrasi bertopeng. (Foto: Fexels.com) |
Tumbuh dengan topeng
Yulia Rosa Purba
Tangan yang mulai gemetar
Satu persatu baju tak muat
Langkah kaki yang tidak tertatih lagi
Jiwaku yang semakin hancur
Tumbuh dan kembang Bersama bulir air mata
Semua rasa nihil
Sekumpulan kecewa terukir indah
Mengais gelisah, merangkak hadir
Langkah demi Langkah tanpa sosok
Terbiasa merangkak sendiri
Memadu kecewa dengan puing retakan hati
Aku bukan seorang permata
Sebelum semua tentangku hanya seutas nama
Ingatlah singgah sana yang pernah di isi
Wujud yang nyata
Namun, Ibu – bapak yang tidak tahu isi hati anaknya
Lingkar yang tak ada ujugnya
Selalu memakai topeng
Dialog ibu – bapak tak pernah sampai ke hati
Menjaga hati biar aku saja yang sakit
Memasuki pori – pori
Melewati rongga hati
Tak berhak diriku mengatur ini
Biarkan nanti sang malak
Menuliskan dialog yang meggerutu pada jiwa
Komentar
Posting Komentar