Ilustrasi penantian buah hati. (Foto: Pexels.com) |
“Aku harap
semua perempuan yang belum punya anak menemukan orang – orang yang memberikan
dukungan dan mengatakan selalu ada harapan untuk memiliki anak, pantang
menyerah sebagai kunci utama,” Kata Jeni.
Setelah menikah, babak baru yang akan dihadapi oleh pasangan adalah soal memiliki buah hati. Mempunyai buah hati tentu dambaan setiap pasangan yang sudah menikah. Tetapi, proses untuk mendapatkan titipan dari sang pencipta tidak se mulus yang diharapkan. Pertanyaan yang sering menghantui pasangan setelah menikah adalah soal kapan punya momongan. Pertanyaan sering membuat stres pasangan yang belum memiliki momongan.
Untuk memiliki anak para orang tua banyak persiapan yang matang, baik dari segi finansial, emosional, dan psikologi dari istri maupun suami. Begitu juga dari usia istri dan suami juga jadi faktor penentu keberhasilan memiliki anak. Di sisi lain, ada pula pasangan yang memutuskan untuk menunda untuk memiliki seorang anak setelah menikah.
“Dua belas tahun setelah pernikahan bukan waktu yang cepat lagi dengan menjalani banyak program. Lelah banget rasanya udah lama menunggu belum juga ada, program yang di jalani selalu gagal” tuturnya.
Jeni bersyukur memiliki orang tua dan mertua yang selalu mendukung langkahnya dan suami. Mereka tidak menuntut cucu dari Jeni dan sang suami, justru Jeni merasa bersalah belum bisa memberikan buah hati.
“Apa kamu tidak mau menikah lagi, kita sudah menunggu cukup lama ?” tanya Jeni kepada suaminya.
“Aku sudah cukup bahagia bersamamu, tidak perlu berpikir yang lain-lain. Kita berjuang bersama apa pun yang terjadi jangan menyerah begitu saja” Kata Muhammad ALfatih dengan tegas.
Suasana hening sejenak dengan pikiran ke mana-mana. Di tambah teman - teman sudah memiliki anak, membuatnya semakin sedih dengan pemikiran yang tidak berhenti memikirkan hal itu. Tetapi, rasa syukur yang berkepanjangan membuat Jeni tidak menyerah lagi dan lagi. Sesekali pikiran aneh itu kadang menyelimuti pikiran Jeni membuat goyah.
"Mereka tidak menuntut cucu sama sekali dan tidak ada yang tanya-tanya kapan. Bahkan mereka pun menanyakan ada uang tidak buat program. Justru itu malah yang dibutuhkan. Selama ini orang kan hobinya tanya saja, tetapi tidak ada semangat. Kalau aku itu dibantu banget. Meskipun gagal," ungkap Jeni.
Segala cara di lakukan untuk mendapatkan sang buah hati. Langkahnya tidak akan usai, sampai doa yang selalu ia sampaikan kepada sang maha kuasa membuatnya semakin kuat pula.
Tangis bahagia mengekspesikan keadaan Jeni. Akhirnya penantian panjang itu, tiga belas tahun lamanya tidak sia-sia rupanya.
“Allah itu baik ya, Allah kan tidak akan menguji hambanya melebihi batas mampu hambanya,” Kata Jeni dengan pelukan hangat untuk anaknya.
Jeni dan pasangannya adalah satu yang terpilih untuk mengemban amanah kesabaran dalam pernikahan. Percayalah untuk tetap saling mendukung dan tidak menyalahkan. Pikiran positif dari kamu dan pasangan akan membuat hubungan semakin erat dan harmonis. Prinsip itulah yang selalu di pegang Jeni dan suaminya hingga saat ini mempunyai buah hati yang cantik dan mungil.
anak itu anugrah sepanjang hidup 🥹
BalasHapusMaa syaa Allah, very good❤❣️
BalasHapusDari cerita ini ibrah yang dapat saya ambil yaitu jalani hidup dengan ikhlas, tidak boleh menyerah, setia pada pasangan apapun yang terjadi, untuk meraih suatu impian memerlukan proses yang matang, dan masih banyak lagi.
Semoga kelak kita mampu mengimplementasikan sikap tawakkal dan pantang menyerah dalam kehidupan yang fana ini.
رَبِّ Ù‡َبْ Ù„ِÙ‰ Ù…ِÙ†َ ٱلصَّٰÙ„ِØِينَ
_fastabiqul khairat❣️
MasyaAllah, semoga cerita tersebut menjadi pelajaran bagi semuanya agar lebih paham mengenai masalah tersebut. Aamiin
BalasHapusmashaallah bagus sekali ceritanya, insipiratif yang nulis jg keren!!
BalasHapusmantapp ayiii
BalasHapus