Ilustrasi bertanya. (Foto: istock) |
Bertanya adalah tindakan utama dalam membaca dunia sehingga harus dibiasakan. Bertanya adalah sebuah alat keterampilan dasar yang dimiliki layaknya harus diasah selalu dan dapat digunakan secara bijak. Seberapa pun bergunanya mengetahui berbagai jenis pertanyaan, hal itu tidaklah cukup untuk menunjang keterampilan bertanya yang baik.
Ketika berfikir tentang bertanya, kita harus memikirkan pertanyaan apa yang dapat diajukan dan bagaimana mengajukannya. Akan tetapi, makna kata kedua lebih samar:’mempertanyakan’ berkaitan dengan mengembangkan pola pikir bertanya, alih-alih terlalu berfokus pada hal-hal teknis dalam kegiatan bertanya-meskipun memang penting.
Semua pertanyaan memiliki jawaban, namun terkadang anak tidak dapat memberikan jawaban dalam bentuk kata-kata, namun hal tersebut tidak selalu berarti mereka tidak dapat menjawab pertanyaan. Sehingga anak dapat memberi jawabannya dengan cara menggambar, berakting, menunjukkan, dan lain sebagainya.
Dengan mengajarkan anak kosakata terkait perbedaan kedua konsep tersebut, sehingga anak dapat menyampaikan apa yang mereka pikirkan sedang mereka lakukan; memberi respons maupun jawaban. Memberi jawaban dari sebuah pertanyaan kepada anak dan ajak untuk mencari penalaran jawaban tersebut.
Mengajukan pertanyaan yang benar merupakan hal yang hal yang penting, tetapi hal yang paling penting adalah pola pikir bertanya. Ada dua pola pikir pertanyaan yaitu tertutup dan terbuka. Pola pikir pertanyaan tertutup adalah ketika guru sudah memiliki jawaban yang diinginkan (mis, ‘Apa ibu kota Prancis?), atau perkiraan atas pemikiran anak (mis, ‘Jadi, yang kamu maksud...’). Pola pikir pertanyaan terbuka adalah ketika guru ingin anak menyampaikan pemikira dan alasan mereka sendiri, alih-alih jawaban yang anak pikir diinginkan guru.
Saat anak mampu memberi jawaban atas pertanyaan tersebut kita perlu memberikan tanggapan standar yang netral guna merespon anak, misalnya ‘Menarik’ atau ‘Terima kasih!’. Namun, tetaplah ingat bahwa kedua respons tersebut bisa bersifat jauh dari netral jika diujarkan dengan nada yang keliru.
Memikirkan pertanyaan anda memanglah penting, tetapi yang tidak kalah penting adalah memikirkan cara agar anaklah yang bertanya. Mengajarlah dengan sedemikian rupa, sehingga anda memantik pertanyaan dalam diri, dan jawabannya adalah hal yang perlu anda ajarkan. (Yulia Rosa Purba)
Tulisan ini telah di muat di erlangga.co.id.
Menarik, hal ini benat benar hal yg banyak terjadi. Saat sekolah sebetul nya banyak yang ingin saya tanyakan, tapi ada beberapa hal yang membuat saya berpikir apakah peetanyaan saya nanti akan di respon dg baik atau tidak. Hal seperti itu juga banyak di pikirkan oleh teman teman. Semoga konsep seperti itu banyak diajarkan untuk kedepannya.
BalasHapuskeren banget ocha, informatif dan mudah dipahami! semangaaat yaaa hihi
HapusInteresting enough 🤓👍
BalasHapusnampaknya true story dri penulis
BalasHapus